ANALISIS KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU
SMPN 5 BANDAR LAMPUNG



        JURNAL






Oleh :

WALUYO SUPRIADI





PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
LAMPUNG
2016





ANALISIS KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU
SMPN 5 BANDAR LAMPUNG

Oleh :
Waluyo Supriadi

Teachers performance in SMPN 5 Bandar Lampung is influenced by leadership and work motivation factors from head master. Without headmaster participation, the achievements of programs maximally which have been planned would not achieve maximum result.

The research was conducted in SMPN 5 Bandar Lampung by distributing questionnaires to 56 respondents and direct observation in the field. From the result of hypotesis testing, the value of R-Square is 0,729. It means that leadership variable (X1) and work motivation (X2) influenced positively and significantly toward teachers performance (Y) 72,9%. Hypotesis testing done if there is 1% increasing on leadership variable (X1) influenced positively and significantly toward teacher performance (Y) 0,454%, motivation work (X2) influenced positively and significantly toward teacher performance (Y) 0,803% at SMPN 5 Bandar Lampung.

The conclusion are leadership and work motivation from the headmaster all together and stand alone influenced significantly toward teachers performance at SMPN 5 Bandar Lampung.

Based on the conclusion above, the researcher suggest that the head master should improve teachers participation, give opportunity to the teachers to develop themselves through formal and non formal education, and give reward to teachers so that every teacher is motivated to improve their profesionalism.












1.  PENDAHULUAN

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 40 ayat 1 menyebutkan bahwa Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh : a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai; b. Penghargaan yang sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; c. Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas; d. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual; dan e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas (UU Sisdiknas 2003 : 21).
Guru merupakan tenaga pendidik adalah ujung tombak yang berada pada garis terdepan yang langsung berhadapan dengan siswa melalui kegiatan pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas. Para guru jelas dituntut pula dapat melaksanakan seluruh fungsi profesionalnya secara efektif dan efisien.
Kepentingan pendidikan nasional maupun tugas fungsional guru, semuanya menuntut agar pendidikan dan pengajaran dilaksanakan secara profesional artinya dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan didukung oleh para guru yang mempunyai kinerja yang baik.
Hak-hak yang seringkali diabaikan oleh seorang pemimpin lembaga yang sebenarnya sudah diatur dalam Undang-Undang sisdiknas tahun 2003 seperti :  Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai, Penghargaan yang sesuai dengan tugas dan prestasi kerja, Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas, Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Disamping sekolah sebagai organisasi, pada umumnya kinerja guru  sangat ditentukan oleh efektivitas kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif akan membawa dampak pada tingginya  kinerja dan sebaliknya kepemimpinan  yang tidak efektif membawa dampak psikologis yang diwujudkan dengan tidak peduli terhadap pekerjaan dan tidak bertanggung jawab terhadap kemajuan organisasi yang pada akhirnya  menghasilkan kinerja yang rendah.

Dilain pihak motivasi merupakan salah satu alat bagi kepemimpinan atau seorang pemimpin dalam menggunakan jenis pengaruhnya yang bukan paksaan (non coersive) dalam rangka meningkatkan kinerja bawahannya. Kemampuan memotivasi karyawan merupakan keterampilan manajerial yang harus dikuasai oleh seorang pimpinan. Secara psikologis pimpinan tidak mungkin mampu mempengaruhi motivasi guru tanpa sebelumnya memahami apa yang dibutuhkan oleh guru yang bersangkutan. Dengan memahami peranan penting motivasi kerja guru akan mempermudah pimpinan mengharapkan prestasi kerja. Guru akan terdorong untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang Analisis Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 5 Bandar Lampung”
II.                PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian yang diajukan adalah:
1.      Seberapa besar pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja kepala sekolah secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru  SMP Negeri 5 Bandar Lampung.
2.      Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru  SMP Negeri 5 Bandar Lampung.
3.      Seberapa besar pengaruh motivasi kerja kepala sekolah terhadap kinerja guru  SMP Negeri 5 Bandar Lampung.

II. METODE PENELITIAN


Jenis penelitian yang digunakan adalah  penelitian korelasi (corelation studies) atau problema korelasi. Penelitian korelasi adalah jenis penelitian yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan  antara dua veriabel (Arikunto, 2002:213), yaitu untuk mengungkapkan bentuk hubungan timbal balik atau searah antara variabel bebas dengan variabel tergantung, yaitu variabel kepemimpinan, motivasi kerja dengan kinerja.

Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

1.  Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti dan dianalisis adalah
1)                     Kepemimpinan
Perilaku yang ditunjukkan seorang pemimpin pada saat ia mempengaruhi perilaku orang lain dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya
Dalam penelitian ini indikator variabel kepemimpinan yang akan digunakan adalah : mempengaruhi orang lain, menuntun, (Indrafachrudi 2004: 9), hubungan antara pimpinan dan bawahan,  susunan tugas, kedudukan kekuasaan seorang pemimpin, kepuasan pengikutnya (Sutrisno 2009 : 250)
2)                     Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah usaha yang menimbulkan dorongan (motif) pada individu agar bertindak/menyelesaikan tugas guru yang dibebankan.
Dalam penelitian ini indikator variabel motivasi kerja yang akan digunakan adalah : hidup, keamanan, sosial, penghargaan,  aktualisasi, (kebutuhan maslow yang dikutip oleh Sutarto 2004 : 90),  adil dan layak, kesejahteraan. (Hasibuan 2003: 97-98)



3)                     Kinerja Guru
Kemampuan kerja guru dalam menjalankan tugasnya, yaitu dalam bentuk penyusunan Prota, Promes, Pemetaan, Silabus, RPP, melaksanakan pembelajaran dan memberikan bantuan kepada siswa.
Dalam penelitian ini indikator variabel kinerja guru yang akan digunakan adalah : kerja yang dihasilkan pada periode tertentu,  pengetahuan, kreativitas, kesediaan, kesadaran, semangat,  kepribadian dan keramahtamahan, (Mangkunegara 2001: 68), evaluasi (SK Mendikbud nomor 025/0/1995)



2.      Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan pada instrumen penelitian ini adalah skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Arikunto (2002:214) mengemukakan bahwa ”untuk alternatif pendapat, alternatif yang disediakan adalah ’sangat setuju’, ’setuju’, ’abstein’, ’tidak setuju’”.
Berdasarkan pendapat tersebut, dalam skala Linkert penelitian ini tidak memakai jawaban ”abstein” karena peneliti ingin mendapatkan jawaban pasti dari responden. Skala Linkert dalam penelitian ini ditujukkan dengan jawaban sangat sesuai, sesuai, cukup sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Pemberian nilai untuk masing-masing instrumen juga bergradasi, yaitu sangat sesuai = 5, sesuai = 4, cukup sesuai = 3, tidak sesuai = 2, sangat tidak sesuai = 1 (Arikunto, 2002:215)

Dalam penelitian ini, variabel dibedakan menjadi variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Variabel terikat yaitu Kinerja Guru (Y) SMPN 5 Bandar Lampung, dan variabel bebas terdiri dari dua variabel yaitu : kepemimpinan (X1) dan motivasi (X2) kepala SMPN 5 Bandar Lampung.

Untuk memperoleh data yang menunjang dalam penelitian, maka pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner, metode wawancara dan metode dokumentasi.









IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Validitas

Sebelum kuesioner digunakan, maka perlu diuji dahulu validitas dari masing-masing pertanyaan yang ada dalam alat pengambil data ini. Dengan demikian terlebih dahulu harus diadakan uji coba terhadap kuesioner kemudian hasil uji coba ini dianalisa.

Untuk mengukur validitas dari masing-masing alat pengambil data atau kuesioner, dilakukan dengan jalan mengkorelasikan skor item butir-butir pertanyaan terhadap total skor pada setiap faktor dari masing-masing responden yang diuji coba. Korelasi yang dibentuk berdasarkan teknik korelasi “Product Moment” dan kemudian dibandingkan dengan nilai tabel.

Apabila nilai korelasi yang didapat dari hasil perhitungan lebih besar dari pada nilai korelasi tabel, maka berarti butir pertanyaan yang diuji nilai korelasinya dinyatakan valid, dan sebaliknya.
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, bahwa semua butir pertanyaan dari variabel X1, X2 dan Y dengan menggunakan uji Corelation Spearman’s untuk mengetahui korelasi yang dibentuk berdasarkan teknik korelasi “Product Moment” pada Total X1, X2 dan Y ditandai dengan ** = significant 0,01, serta nilai sign.(2-tailed) menunjukkan angka 0,000  maka semua butir pertanyaan valid antara tingkat significant 0,01 , sehingga dapat dipergunakan sebagai instrumen dalam penelitian selanjutnya.
Uji Reliabilitas

Selanjutnya untuk mengukur atau menguji apakah kuesioner yang dipakai untuk mengambil data dalam penelitian ini dapat dipercaya atau reliabel digunakan uji reliabilitas dengan menggunakannkoefisien reliabilitas (Coefficient of Relibility). Pada penelitian ini koefisien reliabilitas dilihat dengan menggunakan Cronbach Alpha (Davis, 2003 : 185).

Jika nilai koefisien reliabilitas mendekati 1, maka berarti butir pertanyaan dimaksud semakin reliabel. Batas seberapa besar nilai koefisien reliabilitas bisa menunjukkan pertanyaan yang diuji reliabel ataukah tidak adalah bila nilai Cronbach Alpha di atas 0,6 (Malhotra, 2003 : 308)
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap koefisien reliabilitas ketiga variabel dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai α total sebesar 0,815, 0772, dan 0,861 terletak antara 0.700 – 0,899 yang menunjukkan hubungan antar variabel dengan kategori kuat, maka dapat disimpulkan bahwa daftar butir pertanyaan reliabel dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, dengan jumlah total sebanyak 21 butir pertanyaan.
Hasil Analisis
1.  Deskripsi setiap indikator Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Kinerja Guru di SMPN 5 Bandar Lampung
Tabel. : 1  Deskripsi Indikator Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah
No
Indikator
SS
S
CS
TS
STS
1
Mempengaruhi orang lain
22
25
9
0
0
2
Menuntun
18
29
8
1
0
3
Hubungan antara pimpinan dan bawahan
13
33
10
0
0
4
Susunan tugas
23
21
12
0
0
5
Kedudukan kekuasaan seorang pemimpin
18
27
10
1
0
6
Kepuasan pengikutnya
12
33
11
0
0
Sesuai Tabel : 1 diketahui jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan dengan 6 indikator variable kepemimpinan yang diajukan kepada 56 responden untuk keseluruhan  6 pertanyaan, jumlah responden paling dominan yang menjawab sangat sesuai ada pada indikator susunan tugas dengan skor 23, sesuai ada pada indikator hubungan antara pimpinan dan bawahan dengan skor 33, cukup sesuai pada indikator susunan tugas dengan skor 12, dan tidak sesuai pada indikator menuntun dan kedudukan kekuasaan seorang pemimpin dengan skor 1.
Tabel. : 2 Deskripsi Indikator Variabel Motivasi Kepala Sekolah
No
Indikator
SS
S
CS
TS
STS
1
Hidup (fisiologi)
18
30
8
0
0
2
Keamanan
13
34
6
3
0
3
Sosial
18
30
8
0
0
4
Penghargaan
18
30
8
0
0
5
Aktualisasi
9
38
8
1
0
6
Adil dan layak
4
38
10
4
0
7
Kesejahteraan.
8
41
6
1
0
Sesuai Tabel : 2 diketahui jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan dengan 7 indikator variable motivasi yang diajukan kepada 56 responden untuk keseluruhan 7 pertanyaan, jumlah responden paling dominan yang menjawab sangat sesuai ada pada indikator Fisiologi (hidup), Sosial dan Penghargaan dengan skor 18, sesuai ada pada indikator Kesejahteraan dengan skor 41, cukup sesuai pada indikator adil dan layak dengan skor 10, dan tidak sesuai pada indikator adil dan layak dengan skor 4.


Tabel.: 3 Deskripsi Indikator Variabel Kinerja Guru
No
Indikator
SS
S
CS
TS
STS
1
Kerja yang dihasilkan pada periode tertentu
20
26
10
0
0
2
Pengetahuan
8
39
8
1
0
3
Kreativitas
9
33
11
3
0
4
Kesediaan
12
37
6
1
0
5
Kesadaran
9
30
13
4
0
6
Semangat
16
32
6
2
0
7
Kepribadian dan keramahtamahan
23
26
7
0
0
8
Evaluasi
19
30
5
2
0

Sesuai Tabel : 3 diketahui jawaban responden terhadap seluruh pertanyaan dengan 8 indikator variable kinerja guru yang diajukan kepada 56 responden untuk keseluruhan 8 pertanyaan, jumlah responden paling dominan yang menjawab sangat sesuai ada pada indikator kepribadian dan keramahtamahan dengan skor 23, sesuai ada pada indikator pengetahuan dengan skor 39, cukup sesuai pada indikator kesadaran dengan skor 13, dan tidak sesuai pada indikator kesadaran dengan skor 4.
1.      Analisis Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Secara Bersama-sama Terhadap Kinerja Guru Di SMPN 5 Bandar Lampung
Tabel : 4 Hasil Analisis Regresi F Hitung

Uji F dilakukan untu mengetahui pengaruh secara bersama- sama antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Uji F dilakukan dengan rumus sebagai berikut: (Hasan, 2002: 125)


 




Dimana:
R = Koefisien Korelasi Linier Berganda
n = Banyaknya Data
k = Banyaknya variabel bebas

Setelah dilakukan analisis data dan diketahui hasil perhitungannya, maka langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai F hitung dengan F tabel atau bisa juga dengan memperhatikan signifikasi F lebih kecil atau sama dengan 0,05 atau signifikansi F lebih besar dari 0,05. dari keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan apakah hipotesis nol (Ho) atau hipotesis alternatif (Ha) tersebut ditolak atau diterima.

Kriteria untuk penerimaan dan penolakan suatu hipotesis adalah:
1)      Nilai F hitung < F tabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
2)      Nilai F hitung > F tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif  (Ha) diterima.

Atau dengan melihat Signifikansi F, yaitu:
1)      Signifikansi F ≤ 0,05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
2)      Signifikansi F > 0,05 maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

Berdasarkan tabel : 4 diketahui bahwa Fhitung = 71,424 dengan nilai sig = 0,000, karena Ftabel = 2,76, dan Fhitung > Ftabel serta nilai sig < 0,05, hal ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel bebas (kepemimpinan dan motivasi kerja) mempunyai pengaruh terhadap kinerja secara signifikan,  sehingga regresi dapat diteruskan dengan menghitung regresi yang lain.
Tabel : 5 Hasil Analisis Regresi R Square

 Berdasarkan tabel : 5 diperoleh nilai R Square sebesar 0,729 artinya bahwa kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru sebesar 72,9% pada SMPN 5 Bandar Lampung dan sisanya sebesar 27,1% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.



2.      Pembentukan Model
Tabel : 6  Hasil Analisis Regresi t Hitung
Untuk mengetahui pengaruh Variabel Kepemimpinan (X1 ) dan Variabel  Motivasi Kerja (X2 ) terhadap Kinerja Guru (Y) , baik secara sendiri-sendiri ataupun secara bersama – sama digunakan analisis regresi linear berganda dengan rumus persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 +et
Keterangan :
Y              =     Kinerja Guru
X1                =     Kepemimpinan
X2            =     Motivasi Kerja
a               =     Intercept
b               =     Koefisien regresi
et              =     Kesalahan penggunaan (error term)
Perhitungan komputer dengan menggunakan program pengolahan data statistik SPSS 13 pada Tabel : 6 diperoleh persamaan :
                 
               Y  = ─1,611 + 0,454 X1 + 0,803 X2  + et
Keterangan :
Ø  Y = Kinerja guru dengan koefisien konstanta -1,611, dengan signifikansi 0,574 dan S.E. 2,850
Ø  X1 = Kepemimpinan dengan koefisien 0,454 signifikansi 0,001, dan S.E. 0,128
Ø  X2 = Motivasi Kerja dengan koefisien 0,803 signifikansi 0,000, dan S.E. 0,121
3.      Hasil Analisis Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Di SMPN 5 Bandar Lampung
Hasan (2002:124) mengemukakan ”uji t berfungsi untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)”. Uji t dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut: (Hasan, 2002: 126)


 
 




Dimana:
bi                =  Nilai Koefisien Regresi
Bi    =  Nilai Koefisien Regresi untuk Populasi
Sbi  =  Kesalahan Baku Koefisien Regresi
Setelah dilakukan analisis data dan diketahui hasil perhitungannya, maka langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau bisa juga dengan memperhatikan signifikansi t lebih kecil atau sama dengan 0,05 atau lebih besar dari 0,05. dari keterangan tersebut, dapat ditarik kesimpulan apakah hipotesis nol (Ho) atau hipotesis alternatif (Ha) 1,2, tersebut ditolak atau diterima.

Kriteria untuk penerimaan dan penolakan suatu hipotesis adalah:
1)      Nilai t hitung < t tabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alernatif (Ha) ditolak.
2)      Nilai hitung > t tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.



Atau dengan melihat signifikan t, yaitu:
1)      Signifikansi t ≤ 0,05 maka hipotesis nol (Ho) akan ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
2)      Signifikansi t > 0,05 maka hipotesis nol (Ho) akan diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

Dari tabel : 6 dapat dilihat bahwa dengan db (derajat bebas) = N – k, dengan N = jumlah sampel (56) dan k = jumlah variabel (3) sehingga db =     56 – 3 = 53, dan ttabel (db = 53 dengan taraf kepercayaan 95% (α/2 = 0,05/2 = 0,025)) = 2,000 maka dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan hasil perhitungan melalui komputer diperoleh nilai koefisien b1 (0,454) dan nilai thitung = 3,555 serta nilai significant adalah 0,001, oleh karena nilai thitung > ttabel  dan sig < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan antara kepemimpinan (X1) terhadap kinerja guru (Y) SMPN 5 Bandar Lampung
[[[
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis jika terjadi peningkatan 1 persen terhadap variabel kepemimpinan (X1) maka pengaruhnya terhadap kinerja guru (Y) sebesar 0,454% pada SMPN 5 Bandar Lampung
4.      Hasil Analisis Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di SMPN 5 Bandar Lampung
Dari tabel : 6 dapat dilihat bahwa dengan db (derajat bebas) = N – k, dengan N = jumlah sampel (56) dan k = jumlah variabel (3) sehingga db =     56 – 3 = 53, dan ttabel db = 53 dengan taraf kepercayaan 95% (α/2 = 0,05/2 = 0,025)) = 2,000 maka dapat disimpulkan bahwa :
Berdasarkan hasil perhitungan melalui komputer diperoleh nilai koefisien b2 (0,803) dan nilai thitung = 6,619 serta nilai significant adalah 0,000, oleh karena nilai thitung > ttabel  dan sig < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan antara motivasi (X2) terhadap kinerja guru (Y) SMPN 5 Bandar Lampung

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis jika terjadi peningkatan 1 persen terhadap variabel kepemimpinan (X1) maka pengaruhnya terhadap kinerja guru (Y) sebesar 0,803% pada SMPN 5 Bandar Lampung















V.  SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
1.                  Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagian besar responden menyatakan sangat sesuai, sesuai dan cukup sesuai sebesar 94,4%, sedangkan yang menjawab kurang sesuai sebesar 0,6%, ini menunjukkan bahwa hubungan antara Kepala Sekolah dengan setiap guru berlangsung dengan baik dan Kepala Sekolah dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif dengan seluruh Guru.
2.                  Motivasi kerja guru di SMPN 5 Bandar Lampung sebagian besar responden menyatakan sangat sesuai, sesuai dan cukup sesuai sebesar  96,7%, sedangkan yang menjawab kurang sesuai sebesar 2,30%, ini menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi kerja dari kepala sekolah dengan setiap guru dapat meningkatkan kinerja guru-guru di SMPN 5 Bandar Lampung.
3.                  Kinerja guru di SMPN 5 Bandar Lampung sebagian besar responden menyatakan sangat sesuai, sesuai dan kurang sesuai sebesar 96,1%, sedangkan yang menjawab kurang sesuai sebesar 2,90%, ini menunjukkan bahwa hubungan antara kinerja guru akan dengan sendirinya meningkat seiring dengan perilaku kepemimpinan dan motivasi kerja dari kepala sekolah dengan setiap guru di SMPN 5 Bandar Lampung.
4.                  Berdasarkan hasil pengujian hipotesis nilai R Square sebesar 0,729, artinya secara bersama-sama variabel kepemimpinan (X1), dan motivasi kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan  terhadap kinerja guru (Y) sebesar 72,9%. Jika terjadi peningkatan satu persen terhadap variabel kepemimpinan (X1) maka pengaruhnya terhadap kinerja guru (Y) sebesar 0,454%, dan variabel motivasi kerja (X2) maka pengaruhnya terhadap kinerja guru (Y) sebesar 0,803% pada SMPN 5 Bandar Lampung.
Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka saran yang dapat diberikan sebagai alternatif perbaikan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut :
1.      Untuk variabel kepemimpinan, hendaknya Kepala Sekolah lebih memperhatikan pemberian tugas kepada guru sesuai dengan kemampuannya, tuntunan apabila guru kurang paham tugas yang diberikan, serta memberikan penilaian pekerjaan berdasarkan prosedur yang harus dilalui untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada guru.
2.      Untuk variabel motivasi kerja, Kepala Sekolah perlu kiranya untuk lebih memperhatikan kesempatan untuk maju bagi semua guru (misalnya : mengikutsertakan dalam penataran, MGMP, seminar, pelatihan, pendidikan yang lebih tinggi, dll), sehingga terdorong bekerja lebih baik untuk meningkatkan profesionalisme. 
3.      Untuk variabel kinerja guru, kesadaran membantu siswa memecahkan masalah yang dihadapinya perlu ditingkatkan, agar tercapai tujuan pembelajaran dan peningkatan standar kompetensi guru.









































DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 1992, Psikologi Kepemimpinan, Jakarta : Cetakan kedua, Renika Cipta
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara.
Armstrong dan Angela Baron. 1998. Performance Management. London : Institut of Personnel and Development.
Azwar, Saifuddin, 2003. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Best,J.W. Tanpa Tahun. Metodologi Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan.2003. Surabaya: Usaha Nasional.
Budiono. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Karya Agung
Cokroaminoto. 2007.  Membangun Kinerja.  Buletin.  Permalink. (45);46
Deseller, G. 2005, Human Resource Management, Ney Jersey: Prentice Hall.Inc

Gipson, et. Al. 1996, Organisasi dan Managemen, Perilaku, Struktur, Proses, Eidisi 4., Jakarta : Erlangga
Gitosudarmo, Indrio dan Sudita. 2000. Perilaku Organisasi, Yogyakarta : BPFE

Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics, Fourth Edition. McGraw Hill Companies, Inc. New York.

Handoko, H.T. 2003. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Hariandja, Marihot Tua Effendi. 2002, MSDM: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Jakarta: Grasindo Widia Sarana Indonesia.

Hasibuan, Malayu SP., 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Edisi Revisi, PT. Bumi Aksara.

Hersey, et al. 1996. Management of behavior. New Jersey : Prentice Hall. Inc
Ikbal, Hasan. M, 2002. Pokok-pokok Materi Statistik Deskriftif, Jakarta, Bumi Aksara.
Indrafachrudi, S. dkk. 2004. Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Efektif. Malang: Ardi Manunggal Jaya.

Kountur, Ronny. 2007. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis , Jakarta : PPM

Mangkunegara, AP. 2005. Evaluasi Kinerja Sumberdaya Manusia, Bandung: PT. Revika.

Manullang, 1997. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung : Ilham Jaya

Maxwell, John. 2004. Mengembangkan Kepemimpinan Dalam Diri Anda. Batam : Interaksara.

Mulyasa, E. 2004. Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan implementasi. Bandung : Cetakan ketiga PT. Remaja Rosdakarya.

Poerwadarminta. 2006. Perilaku Kepemimpinan dalam Organisasi, Bandung : Kaifa
Reksohadiprojo, Sukanto dan Handoko, T.Hani, 2001, Organisasi Perusahaan, Teori Struktur dan Perilaku, Yogyakarta : BPFE

Robbins. P. Stephen. 2001. Organizational Behavior, Jakarta : Prehallindo

------------------------. 2006. Performance. London : Prentice Hall

Sagala, Saiful. 2005. Standar Kinerja dan Penilaian Guru, Jakarta : Bumi Aksara

Santoso, Singgih dan Tjiptono. 2001, Riset Pemasaran, Konsep Aplikasi dengan SPSS, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Siagian, Sondang P., 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.

Simamora, H. 2003, Manajemen Sumberdaya Manusia, Yogjakarta: STIE YKPN

Sudjana, 1992, Metode Statistika, Bandung : Tarsito.

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta.
Supriadi,D. 2003. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta:  Adi Cipta Karya Nusa.
Sukmadinata. 2005. Teknik Penelitian untuk penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta : Bumi Aksara

Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu, Yogyakarta

Surya, HM , 2007. Manajemen Pendidikan. Jakarta : Prenada Media

Sutarto, 2004, Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi, Yogyakarta  : Gajahmada University Pers.

Sutrisno, Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Prenada Kencana

Thoha, Miftah, 2001, Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tosi, H.L., Rizzo, J.R., & Carroll, S.J. 1990. Managing Organizational Behavior. New York: Harper Collins Publishers.

Umar, Husein, 2005, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Utoyo. 1979. Motivasi  dan Pemotivasian dalam Manejemen, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Wahjo, Sumidjo, 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Wibowo, 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Universitas Lampung, 2007, ”Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung” Penerbit Universitas Lampung Bandar Lampung.

Yuliana. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara

................. 2003. Undang-undang Sisdiknas (UU RI No. 20 Th. 2003), Jakarta : Sinar Grafika.

Zainun, Buchari, 1996,  Manajemen Dan Motivasi, Jakarta  : Balai Aksara,. 


0 komentar: